Rabu, 19 Juni 2019

Pelayanan Pernikahan di Kantor KUA Kertek
Manasik Haji tingkat Kecamatan di Kecamatan Kertek Th 1440 H/2019 M
Inilah Budaya Kerja Kami
Segenap Keluarga Besar KUA Kertek Mengucapkan
Selamat Hari Raya 'Idul Fitri 1440 H
Mohon maaf lahir dan Batin
Al-Quran adalah pedoman hidup kami
maka kami KUA kertek tidak pernah terlepas dari lantunan Al-Qu'an
yg menyertai kerja kami sepanjang hari.
jiwa menjadi tentram kerjapun menjadi lebih diridhai oleh sang Illahi

Selamat Datang di KUA Kec.Kertek Kab. Wonosobo
Kami siap melayani anda dengan sepenuh jiwa
Kepuasan anada adalah kebahagiaan bagi kami

Minggu, 24 Februari 2019

Sabda Langit ...bag1 "DUNIA SARANA MENUJU AKHIRAT"


SABDA LANGIT ….. bag. 1
" DUNIA SARANA MENUJU AKHIRAT "
Nur Khasbi Asidiqi
(Penyuluh PAI Non PNS Kec. Kertek)

Suatu hari Umar bin Khattab menemui Rasulullah di kamar beliau. Umar mendapati beliau tengah berbaring di atas tikar usang, pinggirnya telah lapuk. Jejak tikar itu membekas di belikat beliau, bantal yang keras membekas di bawah kepala beliau dan jalur kulit samakan membekas di kepala beliau. Di salah satu sudut kamar itu terdapat gandum sekitar satu gantang. Di bawah dinding terdapat qarzh (semacam tumbuhan untuk menyamak kulit). Air mata Umar meleleh. Ia tidak kuasa menahan tangis karena iba dengan kondisi pimpinan tertinggi umat Islam itu. Rasulullah melihat air mata ‘Umar yang berjatuhan, lalu bertanya “Apa yang membuatmu menangis, Ibnu Khattab?” Umar menjawab dengan kata-kata bercampur-aduk, dengan air mata dan perasaannya terbakar, “Wahai Nabi Allah, bagaimana aku tidak menangis, sedang tikar ini membekas di belikat Anda, sedangkan aku tidak melihat apa-apa di lemari Anda? Kisra dan Kaisar duduk di atas tilam dari emas dan kasur dari beludru dan sutera. Di kelilingi buah-buahan dan sungai-sungai, sementara Anda adalah seorang Nabi dan manusia pilihan Allah!” kemudian Rasulullah menjawab dengan senyum tersungging di bibir beliau, “Apakah engkau dalam keraguan, Wahai Ibnu Khattab? Kebaikan mereka dipercepat datangnya didalam kehidupan dunia . “Tidakkah engkau rela mereka mendapatkan dunia sedang kita memperoleh akhirat?” Umar menjawab, “Aku rela.” (HR. Hakim).

Betapa Rasul sangat sederhana. Beliau menyadari bahwa akhirat jauh lebih berharga dari dunia seisinya. Firman Allah
äotÅzEzs9ur ׎öy{ y7©9 z`ÏB 4n<rW{$# ÇÍÈ  
Artinya :
dan Sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).[i]

Ayat tersebut mengandung prinsip bahwa walaupun akhirat dan dunia berbeda, namun merupakan satu kesatuan. Manusia di anjurkan agar selalu mempersiapkan bekal ketakwaan untuk kehidupan akhirat, dengan sungguh-sungguh memanfaatkan apa yang telah dianugerahkan kepadanya untuk meraih keselamatan abadi. tetapi, tidak harus meninggalkan dunia. Kehidupan dunia merupakan tempat berbekal diri bagi akhirat, sehingga dunia juga perlu diupayakan dengan baik dan gigih. Allah juga berfirman :
`tB šc%x. ߃̍ムy^öym ÍotÅzFy$# ÷ŠÌtR ¼çms9 Îû ¾ÏmÏOöym ( `tBur šc%x. ߃̍ムy^öym $u÷R9$# ¾ÏmÏ?÷sçR $pk÷]ÏB $tBur ¼çms9 Îû ÍotÅzFy$# `ÏB A=ŠÅÁ¯R ÇËÉÈ  
Artinya :
Barang siapa yang menghendaki Keuntungan di akhirat akan Kami tambah Keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki Keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari Keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.

Imam Ibnu Kastir dalam tafsir Ibnu katsir menafsirkan ayat ini, “Barangsiapa yang mencari keuntungan di akhirat, maka Kami akan menambahkan keuntungan itu baginya, yaitu Kami akan kuatkan, beri nikmat padanya karena tujuan akhirat yang dia harapkan. Kami pun akan menambahkan nikmat padanya dengan Kami balas setiap kebaikan dengan sepuluh kebaikan hingga 700 kali lipat hingga kelipatan yang begitu banyak sesuai dengan kehendak Allah. Namun jika yang ingin dicapai dunia dan tidak punya keinginan menggapai akhirat, maka balasan akhirat tidak akan Allah beri dan dunia pun akan diberi sesuai dengan yang Allah kehendaki.
Jika Allah kehendaki, dunia dan akhirat sekaligus tidak akan dia peroleh. Orang seperti ini hanya merasa senang dengan keinginannya, tapi barangkali akhirat dan dunia akan lenyap semua darinya.” Maka dari itu, janganlah dunia dijadikan tujuan hidup, karena tujuan hidup yang abadi adalah “Surga”, jadi gapailah itu. Adapun dunia hanya sebagai sarana menuju akhirat. Jadi tidak dibenarkan rakus dalam urusan dunia namun melalaikan akhirat. Demikian pula sebaliknya, hanya mengejar urusan akhirat, dengan meninggalkan semua urusan dunia. Yang benar adalah seimbang antara keduanya. Semoga Allah Ridha pada kita menjadi hamba yang taat dan termasuk ahli surga, amin ya rabbal alamin.


[i] Maksudnya ialah bahwa akhir perjuangan Nabi Muhammad s.a.w. itu akan menjumpai kemenangan-kemenangan, sedang permulaannya penuh dengan kesulitan-kesulitan. ada pula sebagian ahli tafsir yang mengartikan akhirat dengan kehidupan akhirat beserta segala kesenangannya dan ula dengan arti kehidupan dunia.


KUA Kertek. 25 Februari 2019
Pukul 10.00 Wib