SABDA LANGIT ….. bag. 1
" DUNIA SARANA MENUJU AKHIRAT "
Nur
Khasbi Asidiqi
(Penyuluh PAI Non PNS Kec. Kertek)
Suatu
hari Umar bin Khattab menemui Rasulullah di kamar beliau. Umar mendapati beliau
tengah berbaring di atas tikar usang, pinggirnya telah lapuk. Jejak tikar itu
membekas di belikat beliau, bantal yang keras membekas di bawah kepala beliau
dan jalur kulit samakan membekas di kepala beliau. Di salah satu sudut kamar
itu terdapat gandum sekitar satu gantang. Di bawah dinding terdapat qarzh (semacam
tumbuhan untuk menyamak kulit). Air mata Umar meleleh. Ia tidak kuasa menahan
tangis karena iba dengan kondisi pimpinan tertinggi umat Islam itu. Rasulullah
melihat air mata ‘Umar yang berjatuhan, lalu bertanya “Apa yang membuatmu
menangis, Ibnu Khattab?” Umar menjawab dengan kata-kata bercampur-aduk, dengan
air mata dan perasaannya terbakar, “Wahai
Nabi Allah, bagaimana aku tidak menangis, sedang tikar ini membekas di belikat
Anda, sedangkan aku tidak melihat apa-apa di lemari Anda? Kisra dan Kaisar
duduk di atas tilam dari emas dan kasur dari beludru dan sutera. Di kelilingi
buah-buahan dan sungai-sungai, sementara Anda adalah seorang Nabi dan manusia
pilihan Allah!” kemudian Rasulullah menjawab dengan senyum tersungging di bibir
beliau, “Apakah engkau dalam keraguan, Wahai Ibnu Khattab? Kebaikan mereka
dipercepat datangnya didalam kehidupan dunia . “Tidakkah engkau rela mereka
mendapatkan dunia sedang kita memperoleh akhirat?” Umar menjawab, “Aku rela.”
(HR. Hakim).
Betapa
Rasul sangat sederhana. Beliau menyadari bahwa akhirat jauh lebih berharga dari
dunia seisinya. Firman Allah
äotÅzEzs9ur ×öy{ y7©9 z`ÏB 4n<rW{$# ÇÍÈ
Artinya :
dan
Sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang
(permulaan).[i]
Ayat tersebut
mengandung prinsip bahwa walaupun akhirat dan dunia berbeda, namun merupakan
satu kesatuan. Manusia di anjurkan agar selalu mempersiapkan bekal ketakwaan
untuk kehidupan akhirat, dengan sungguh-sungguh memanfaatkan apa yang telah
dianugerahkan kepadanya untuk meraih keselamatan abadi. tetapi, tidak harus
meninggalkan dunia. Kehidupan dunia merupakan tempat berbekal diri bagi
akhirat, sehingga dunia juga perlu diupayakan dengan baik dan gigih. Allah juga
berfirman :
`tB c%x. ßÌã y^öym ÍotÅzFy$# ÷ÌtR ¼çms9 Îû ¾ÏmÏOöym ( `tBur c%x. ßÌã y^öym $u÷R9$# ¾ÏmÏ?÷sçR $pk÷]ÏB $tBur ¼çms9 Îû ÍotÅzFy$# `ÏB A=ÅÁ¯R ÇËÉÈ
Artinya :
Barang
siapa yang menghendaki Keuntungan di akhirat akan Kami tambah Keuntungan itu
baginya dan barang siapa yang menghendaki Keuntungan di dunia Kami berikan
kepadanya sebagian dari Keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu
bahagianpun di akhirat.
Imam
Ibnu Kastir dalam tafsir Ibnu katsir menafsirkan ayat ini, “Barangsiapa yang
mencari keuntungan di akhirat, maka Kami akan menambahkan keuntungan itu
baginya, yaitu Kami akan kuatkan, beri nikmat padanya karena tujuan akhirat
yang dia harapkan. Kami pun akan menambahkan nikmat padanya dengan Kami balas
setiap kebaikan dengan sepuluh kebaikan hingga 700 kali lipat hingga kelipatan
yang begitu banyak sesuai dengan kehendak Allah. Namun jika yang ingin dicapai
dunia dan tidak punya keinginan menggapai akhirat, maka balasan akhirat tidak
akan Allah beri dan dunia pun akan diberi sesuai dengan yang Allah kehendaki.
Jika
Allah kehendaki, dunia dan akhirat sekaligus tidak akan dia peroleh. Orang
seperti ini hanya merasa senang dengan keinginannya, tapi barangkali akhirat
dan dunia akan lenyap semua darinya.” Maka dari itu, janganlah dunia dijadikan
tujuan hidup, karena tujuan hidup yang abadi adalah “Surga”, jadi gapailah itu.
Adapun dunia hanya sebagai sarana menuju akhirat. Jadi tidak dibenarkan rakus
dalam urusan dunia namun melalaikan akhirat. Demikian pula sebaliknya, hanya
mengejar urusan akhirat, dengan meninggalkan semua urusan dunia. Yang benar
adalah seimbang antara keduanya. Semoga Allah Ridha pada kita menjadi hamba
yang taat dan termasuk ahli surga, amin ya rabbal alamin.
[i]
Maksudnya
ialah bahwa akhir perjuangan Nabi Muhammad s.a.w. itu akan menjumpai kemenangan-kemenangan,
sedang permulaannya penuh dengan kesulitan-kesulitan. ada pula sebagian ahli
tafsir yang mengartikan akhirat dengan kehidupan akhirat beserta segala
kesenangannya dan ula dengan arti kehidupan dunia.
KUA
Kertek. 25 Februari 2019
Pukul
10.00 Wib